Thursday, 8 December 2011

SUPLAI DARAH PADA GIGI GELIGI^^


-->
Suplai darah pada gigi geligi berasal dari arteri maksilaris yang merupakan cabang terminal dari arteri carotis eksterna dalam substansi glandula parotidea. Arteri maksilaris dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hubungannya dengan m. pterygoideus, yaitu :
1. arteri mandibularis, yang terletak mulai dari tepi bawah otot masuk ke regio infratemporalis antara collum mandibulae pada permukaan luar, dan ligamentum sphenomandibularis serta nervus alveolaris inferior pada permukaan dalam. Arteri ini mengerluarkan cabang-cabang sebagai berikut :
· arteri auriclaris profunda, arteri ini berfngsi untuk memperdarahi membrane mukosa dan permukaan luar membrane tympani
· arteri tympanica anterior, arteri ini berfungsi membantu memperdarahi membrane mukosa dan permukaan dalam membrane tympani
· arteri meningae media, arteri ini membantu memperdarai dura meter yang menutupi otak pada fossa crania media dan regio temporalis\
· arteri alveolaris inferior, arteri ini juga biasa disebut arteri dentalis inferior. Arteri ini turun tepat di belakang nervus alveolaris inferior, terletak di antara ramus mandibulae pada permukaan luar dan ligamentum sphemomandibularis serta m. pterygoideus medialis pada permukaan dalam , menuju foramen dari canalis alveolaris inferior. Di dalam canalis mandibularis, arteri alveolaris inferior akan mengeluarkan cabang ke gigi geligi pada rahang bawah dan struktur pendukungnya.
2. Bagian pterygoidae, yaitu terdiri dari arteri pterigoidae , arteri tempolaris propunda, arteri pterygomeningae, arteri buccalis, arteri maseter. Arteri-arteri tersebut membantu memperdarahi otot-otot pengunyahan atau mastikasi.
3. Bagian pterygopalatina, yaitu bagian yang terletak dari sisi luar lamina lateralis processus pterygoidae, masuk ke fossa pterygopalatina. Cabang-cabang dari bagian ini adalah
  • Arteri alveolaris superior posterior ~ ramus dentalis untuk gigi M dan P
  • Arteri infraorbitalis memberi cabang arteri alveolaris superior anterior dan medius untuk gigi I dan C
  • Arteri palatina descendens ~ menuju canalis palatinus majus ~ untuk palatum durum dan mukosanya
· Arteri pharyngea, arteri ini memperdarahi membrane mukosa pada bagian belakang apex nasi dan nasopharynx serta mengeluarkan percabangan ke sinus sphenoidalais
· Arteri Canalis pterygoidae, arteri ini berjalan ke belakang disepanjang kanalis tulang pada basis lamina pterygoidae ke foramen lacerum.
· Arteri sphenoplatina, arteri ini terletak di dalam Cavum nasi memperdarahi membrane mukosa yang menutupi sebgain besar dinding lateral cavum nasi, sinus sphenoidalis, sinus maxillaries, sinus ethmoidalis, dan infundibulum sinus frontalis.

Kelainan dan Manifestasi Autoimun di dalam Rongga Mulut


-->
Kelainan autoimun terjadi karena ketidakmampuan seseorang dalam mengatasi respon imun terhadap protein antigen sendiri (self-antigen) karena memenuhi kriteria antigenisitas kecuali foreigness. Kelainan yang sering ditemukan di dalam rongga mulut karena autoimun adalah Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) dan sindroma Behcet’s (SB). Kedua kelainan ini terjadi karena respon autoimun terhadap antigen mukosa mulut atau reaksi silang dengan beberapa antigen microbial yang dibuktikan dengan ditemukannya autoantibodi terhadap homogenat mukosa mulut sebanyak 70-80% dibandingkan kontrol yang hanya 10%.
Pada Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR), kerusakan awal epitel mukosa mulut di induksi oleh limfosit yang tersensitisasi. Epitel mukosa mulut yang rusak, kemudian dianggap sebagai antigen yang akan berkombinasi dengan antibodi membentuk kompleks imun. Oleh karena itu, pada SAR dan SB terjadi peningkatan C9 (komplemen) dan kompleks imun larut dalam sirkulasi. Selain itu pada zona dasar membran tampak adanya igG dan C3. Respon seluler terhadap antigen mukosa mulut, juga terlibat pada kasus SAR dan SB. Respons humoral dan seluler terhadap antigen mukosa mulut ini, dibantu oleh efek adjuvan (bahan yang berbeda dari antigen yang meningkatkan respon sel T) plak gigi dan flora mulut atau defisiensi sel supresor. Pada kedua kasus ini akan terjadi peningkatan antibodi di dalam sirkulasi terhadap membran mukosa rongga mulut yang telah mati. Sitotoksisitas antibodi diperkirakan ikut terlibat pada kerusakan jaringan.
SAR mungkin disebabkan adanya reaksi silang antibodi dengan antigen kuman yang ada di dalam rongga mulut, seperti S.sanguis atau virus, dan/atau dengan sel epitel membran mukosa rongga mulut. Alternatif lainnya adalah adanya respon antibodi terhadap jaringan antigen jaringan yang berasal dari ulserasi kronis.
Respon seluler pada kasus ini cukup menarik bila dilihat adanya infiltrasi limfosit pada awal stadium lesi, sedangkan sel lain tidak tampak sampai stadium lanjut. Selain itu, pada SAR tampak adanya limfosit di dalam darah tepi yang tersensitisasi antigen membran mukosa mulut. Dua observasi ini mendukung hipotesis bahwa mekanisme hipersensitivitas yang dimediatori sel, mungkin ikut terlibat dalam patogenesis SAR. Peningkatan sitotoksisitas seluler tergantung antibodi tampak pada beberapa kasus, namun populasi limfosit yang terlibat dalam reaksi ini belum diketahui.
Banyak kelainan autoimun di dalam tubuh menimbulkan manifestasi di dalam rongga mulut. Pemfigus vulgaris merupakan kerusakan mukokutan yang disebabkan antibodi terhadap substansi interseluler sel-sel epitel, dengan manifestasi berupa vesikula atau bula yang sakit. Mulut kering dengan erimatosa pada mukosa, disertai lidah pecah dan mengalami ulserasi, merupakan kelainan yang dapat dihubungkan dengan sindroma Sjogren karena autoantibodi terhadap jaringan konektif. Reaksi autoimun terhadap sel parietal di dalam usus, dapat mengakibatkan defisiensi vitamin B12 yang akhirnya menimbulkan kelainan anemia pernisiosa. Di samping itu, kelainan pada TMJ karena arthritis rheumatoid, pada mukosa mulut karena lupus erimatosa, pada otot mastikasi karena miastenia gravis, perdarahan pada gusi karena autoimun purpura, merupakan manifestasi orofasial karena penyakit autoimun.

Kelenjar Saliva Minor


-->Kebanyakan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam. Kelenjar-kelenjar ini diberi nama berdasarkan lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Kelenjar saliva minor dapat ditemui pada hampir seluruh epitel di bawah rongga mulut. Kelenjar ini terdiri dari beberapa unit sekresi kecil dan melewati duktus pendek yang berhubungan langsung dengan rongga mulut. Selain kelenjar saliva minor tidak memiliki kapsul yang jelas seperti layaknya kelenjar saliva mayor, kelenjar saliva minor secara keseluruhan menghasilkan sekret yang mukous kecuali kelenjar lingual tipe Van Ebner. Saliva yang dihasilkan mempunyai pH antara 6,0-7,4 sangat membantu didalam pencernaan ptyalin.
1 Kelenjar Glossopalatinal
Lokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan glossopalatinal dan dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle.
2 Kelenjar Labial
Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline dan memiliki banyak duktus.
3 Kelenjar Bukal
Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan kelenjar labial.
4. Kelenjar Palatinal
Kelenjar ini ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum molle. Kelenjar ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh jaringan fibrous yang padat.

5. Kelenjar Lingual
Kelenjar ini dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu :
· Kelenjar anterior lingual
Lokasi kelenjar ini tepat di ujung lidah.
· Kelenjar lingual Van Ebner
Kelenjar ini dapat di temukan di papila sirkumvalata.
· Kelenjar posterior lingual
Dapat ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan dengan tonsil.

Anatomi Faring


-->
Merupakan suatu ruangan atau kanal yang meluas dari kranial / atas (dari basis cranii) ke caudal / bawah sampai batas vertebra servikalis VI dan cartilage ccricoidea. Selain itu faring berbentuk tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus. Faring terletak dibelakang hidung, mulut dan laring (tenggorokan). Faring berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membran berotot atau muskulur membranosa dengan bagian terlebar disebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai di ketinggian vertebra servikal ke 6, yaitu ketinggian tulang rawan trikoid tempat faring bersambung dengan esofagus. Pada ketinggian inilah laring juga bersambung dengan trakea atau (batang tenggorok). Didalam faring terdapat 7 lubang : dua dari saluran eustachius, dua bagian posterior lubang hidung (nares) yang berada dibelakangrongga hidung, mulut, laring dan esofagus.
Faring terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
  1. Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasal melalui dua naris internal (koana) dan pada bagian superior palatum lunak. Naso faring ditutupi oleh pseudostratified ciliated columnar epithelium.
a. Dua tuba eustachius atau orofaring menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga
b. Amandel (adenoid) faring : penumpukan jaringan limfatik yang terletak didekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat aliran udara.
Batas – batas nasofaring :
- Dinding depan : choanae
- Dinding belakang : hampir vertical dibentuk oleh os. Sphenoid. Basis os. Occipitale dan vertebrata cervicalis I dan II.
- Atap : Corpus os. Sphenoid dengan sinus sphenoidalis.
- Dinding lateral : terdapat muara tuba foss. Rosea mulleri.
  1. Orofaring merupakan bagian tengah dari faring. dipisahkan dari nasofaring oleh palatum luna muskular U ( pada bagian superior dari orofaring terdapat palatum lunak ), suatu perpanjangan palatum keras tulang. Terletak dibelakang mulut., dan pada bagian inferior terdapat tulang hyoid. Orofaring terdiri dari nonkeratinized stratified squamous epithelim.
a. Uvula (anggur kecil) adalah prosessus kerucut (chonical) kecil yang menjulur kebawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak
b. Amandel palatum terletak pada kedua sisi orofaring posterior
  1. Laringofaring mengelilingi mulut esofagus dan laring yang merupakan gerbang untuk sistem respiratory selanjutnya. Laringofaring merupakan inferior tulang hyoid. Terdiri dari nonkeratinized stratified squamous epithelium,