Showing posts with label #KedokteranUmum. Show all posts
Showing posts with label #KedokteranUmum. Show all posts

Tuesday, 8 July 2014

TRAKTUS GENITALIA MASKULINA

Terdiri atas TestisDuktus genitalisKelenjar tambahan, dan Penis
TESTIS
Merupakan kelenjar tubuler kompleks. Fungsi sebagai alat Reproduksi dan HormonalDibungkus oleh kapsula jaringan pengikat kolagen. Pada bagian posterior tunika albugenia menebal (mediastinum testis), keluar septa membagi testis menjadi sekitar 250 ruang pyramidal (lobulus testis). Septa tudak sempurna sering ada hubungan antara lobulus. Di dalam lobulus testis 1 - 4 tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus Penampang kl 150–250Um, panjang 30–70 cm. Terdiri atas Tunika jaringan pengikat fibrosa, Lamina basalis, dan Epithel germinativum atau seminiferus kompleks
       - Sel sertoli ( penyokong )
       - Sel sel turunan spermatogenik atau seminal. 4 – 8 lapis terletak antara membrana basalis dan Lumen. Mengalami differensiasi ,menghasilkaSpermatozoa (proses spermatogenesis)
Spermatogenesis dapat dibagi menjadi tiga fase :
1.Spermasitogenesis ,spermatogonia membelah menghasilkan spermatosit.
2.Meiosis ,spermatosit mengalami dua pembelahan yang Berurutan, dengan pengurangan setengah jumlah Kromosom dan jumlah DNA per sel ,menghasilkan spermatid.
3.Spermiogenesis spermatid mengalami sitodiferensiasi menghasilkan spermatozoa.
Fungsi sel sertoli :
1.Penyokong,pelindung,mengatur nutrisi spermatozoa yang sedang berkembang.
2.fagositose
Selama spermatogenesis ,sitoplasma spermatid yang berlebihan dibuang sebagai residu. Fragmen sitoplasma ini difagosit ,dihancurkan selanjutnya diresorbsi oleh lisosom sel sel sertoli.
3.Sekresi
-    Cairan yang mengalir ke duktus genitalis yang berguna untuk transport sperma.
-       Protein pengikat androgen
-       Hormon steroid
JARINGAN INTERSTETIAL
Adalah ruang antara tubulus seminiferus, mengandung jaringan pengikat, pembuluh darah, dan pembuluh limphe. Setelah pubertas timbul jenis sel lain berbentuk bulat atau polygonal, inti ditengah, sitoplasma eosinofil yang banyak mengandung tetesan lipid. Terdapat sel interstitial (sel leydig) menghasilkan hormone testosteron, yang berperan dalam perkembangan sifat kelamin pria skunder.
SALURAN GENITAL INTRA TESTIS
Tubuli rekti, rete testis, duktuli eferentes.
Perubahan dari tubulus seminiferus menjadi tubuli rekti adalah secara mendadak. Pada bagian permulaan sel spermatogenik menghilang sel sertoli tetap ada.Tubuli rekti terdiri dari epithel kuboid yang di sokong oleh jaringan pengikat padat. Rete testis terdapat didalam medistinum dilapisi epithel kuboid. Dari rete testis menjadi 10 – 20 duktuli eferentes. Epithel kuboid bergantian dengan epithel silindris, seringkali bersilia yang berguna membantu pergerakan sperma ke epididymis.

SALURAN EKSRETORIS GENITALIA
Duktuli eferentes, epididymis, duktus deferen, urethraDuktus epididymis.
Epididymis merupakan saluran panjang dan berkelok kelok.  Dilapisi epithel silindris, membrane basalis dikelilingi oleh sel sel otot polos, jaringan pengikat longgar yang kaya kapiler darah. Permukaan epithel diliputi tonjolan sitoplasma yang membentuk mikrovilli irregular yang panjang (stereosilia).  
Duktus deferens berbentuk Lurus ,dinding tebal, menuju urethra pars prostatika. Lumen sempit, dinding terdiri dari sel otot polos yang tersusun spiral. Mukosa membentuk lipatan longitudinal sebagian dilapisi epithel silindris kompleks dengan stereosila. Lamina propria merupakan lapisan jaringan pengikat yang kaya serabut elastin. Sebelum menembus prostat duktus deferens melebar membentuk ampula. Pada daerah ini epithel menjadi lebih tebal. Kemudian masuk kelenjar prostat bermuara kedalam urethra pars prostatika. Bagian yang masuk kelenjar prostat dinamakan duktus ejakulatorius yang mempunyai lapisan mukosa yang sama dengan ampula tapi tanpa lapisa otot.
KELENJAR TAMBAHAN GENITALIA
Terdiri dari Vesika Seminalis, Kelenjar Prostat, dan Bulbouretralis
VESIKA SEMINALIS
Terdiri dua saluran berkelok kelok. Panjang kl 15 cm. Punya lipatan mukosa yang oleh epithel silindris komplek. Lamina propria vesika seminalis kaya akan serabut elastic dan dikelilingi lapisantipis otot polos. Dinding otot vesika seminalis mengandung anyaman serabut syaraf.
Sekresi vesika seminalis ditimbun pada bagian dalam kelenjar,dikeluarkan pada waktu ejakulasi oleh kontraksi otot polos. Sekret mengandung globulin dan kaya Vit.C dan fruktosa,metabolit yang penting untuk nutrisi dan pergerakan spermatozoa. Aktifitas sekresi vesika seminalis tergantung testosteron. Bila tidak ada testosterone sel vesika seminalis akan atrofi.
KELENJAR PROSTAT
Kumpulan 30-50 kelenjar tubule alveolar, bercabang dan saluran keluarnya bermuara pada uretra pars prostatika. Dibungkus oleh kapsul fibro elastic, dan dari kapsul ini akan timbul septa yang menembus kelenjar. Stroma kaya dengan jaringan fibromuskuler yang mengelilingi kelenjar. Lamina basalis tidak nyata ,sel epitel terletak pada satu lapisan jaringan pengikat yang banyak otot polos, serabut elastis padat ,dan kapiler darah. Epitel kuboid pad sebagian tempat silindris disertai sedikit sel basal. Sel selnya mengsekresi protein. Sel sel kaya akan lisosom dan mempunyai aktifitas  asam fosfatase yang besar. Pada karsinoma prostat kadar asam fosfatase dalam darah tinggi. Oleh karena asam fosfatase dalam serum digunakan untuk salah satu cara diagnose tumor.
KELENJAR BULBO URETRALIS
Bentuk seperti kacang polong. Terletak dibelakang uretra pars membranacea dan bermuara kedalam bagian uretra tersebut. Kelenjar tubule alveolar Punya kerangka dan sel sel otot polos dalam septa sehingga terbentuk lobules lobules. Sekresi berbentuk mukoid.
PENIS
Terdiri dari tiga massa silindris dari jaringa erektil ditambah uretra,diluarnya diliputi kulit. Dibagian dorsal disebut corpora kavernosa penis, satu diventral dinamakan korpus kavernosum uretae dan mengelilingi uretra. Pada ujungnya melebar membentuk glas penis. Korpora kavernosa diliputi membrane jaringan pengikat yang kuat disebut tunika albugenia. Korpora kavernosa penis dan uretra terdiri tas pelebaran pembuluh darah yang tidak teratur dan dibatasi endotel.

TRAKTUS URINARIUS

Fungsinya adalah mempertahankan homeostasis dengan menghasilkan urin, mengatur keseimbangan cairan tubuh, dan tempat pembentukan renin dan erithropoetin. Terdiri atas Ren, Ureter, Vesika urinaria, dan Uretra.
1. REN
Dibungkus oleh jaringan pengikat padat. Bentuknya menyerupai biji kacang buncis, pada bagian konkaf (hilus) terdapat pembuluh darah, syaraf, lymfePada potongan memanjang:
a. Medulla (dalam)
Terdiri atas 10-18 struktur berbentuk kerucut (pyramid medulla/malphigi) dg dasar/pinggirnya pada kortek, puncaknya pada menonjol kedalam calyx berupa papilla. Pada pailla terdapat 10-12 lobang yang merupakan muara duktus kolligens (area cribrosa). Dari dasar pyramid tersusun 400-500 tubulus panjang disebut medullary ray. Tiap medullary ray terdiri atas duktus kolligens lurus. Terdapat tubulus koligens.
b. Koteks 
Terletak antara dasar pyramid dan kapsula ginjal. Pada potongan segar terdapat bercak bercak merah. Terdapat nefron. Nefron merupakan unit filtrasi fugsional ginjal. Tiap tiap ginjal mempunyai 1–2 juta unit filtrasi fungsional. Tiap nefron terdiri atas Renal korpuskulum (badan malphigi), Tubulus kontortus proksimal, Lengkung henle, dan Tubulus kontortus distalis.
2. URETER
Ureter dan vesika urinaria mempunyai struktur dasar histologi yang sama. Makin dekat kearah vesika urinaria menjadi lebih tebal. Mukosa dilapisi epithel transtitional. Lapisan otot dekat vesica urinaria menjadi longitudinal, oleh karena itu bagian ureter yang terletak dalam vesica urinaria terdiri atas serabut longitudinal yang menyebar kedistal membentuk trigonum superficial. Kira-kira 2–3cm proksimal dari vesika urinaria ada permukaan luar ureter ditemukan selubung waldeyer. Berakhir pada leher vesika urinaria sebagai dengan membentuk trigonum profunda. Ureter menembus dinding kandung kemih secara miring sehingga terbentuk katup yang mencegah aliran balik urine.
3. VESIKA URINARIA
Mukosa dilapisi epithel transtitional. Bila Vesika urnaria kosong dapat membentuk lipatan, sebaliknya bila penuhmenjadi datar. Serabut otot berjalan kesegala arah menuju leher vesika urinaria.
Terdapat tiga lapisan :
1.Lapisan longitudinal ,pada bagian distal leher vesika urinaria menjadi sirkuler mengelilingi urethra pars prostatika dan prostat (laki-laki)
2.Lapisan tengah ,berakhir pada leher kandung kemih
3.Lapisan luar longitudinal, melanjutkan diri sampai ke ujung prostat (laki-laki) dan meatus uretra ekternus (wanita) 
4. URETRA
Merupakan tabung yang mengalirkan urine ke luar tubuh.
a. Uretra pada pria
Terbagi atas 4 bagian Pars prostatika, Pars membaranacea,Pars bulbaris, Pars pendulosa.Pada bagian dorsal dan distal uretra pars prostatika terdapat suatu peninggian, verumontanum, yang menonjol kedalam. Pada ujung verumontanum bermuara tabung buntu yang dinamakan “ utrikulus prostatikus”. Pada pinggir verumontanum bermuara duktus ejakultaorius. Mukosa dilapisi epithel transtitional. Pars membranacea panjangnya kurang lebih 1 cm dan dilapisi epithel  thoraks semu. Uretra pars bulbaris dan pendulosa terletak dalam korpus spongiosum penis. Bagian distal lumen uretra melebar membentuk fossa navicularis. Epithel thoraks berlapis semu . Kelenjar littre merupakan kelenjar mukosa yang terdapat sepanjang uretra,tapi paling banyak pada pars pendulosa.
b. Uretra pada wanita
Panjangnya 4 – 5 cm, dilapisi epithel berlapis gepeng. Bagian tegah uretra dilapisi oleh sphincter ekternus yang terdiri atas olot bergaris.

Saturday, 19 April 2014

FARMAKOKINETIK

     Proses mulai dari mulai dari masuknya obat ke dalam tubuh sampai dikeluarkan kembali disebut Farmakokinetik. Termasuk dalam proses farmakokinetik adalah absorpsi, distribusi, biotransformasi dan ekskresi obat. Untuk menghasilkan efek, suatu obat harus terdapat dalam kadar yang tepat pada tempat obat tersebut bekerja. Untuk mencapai tempat kerjanya, obat harus melewati berbagai membrane sel tubuh mulai dari tempat pemberian sampai kepada sel target.
     Respon yang diinginkan dari suatu obat biasanya berkaitan dengan kadar obat pada tempat kerjanya, sehingga tujuan terapi adalah untuk mempertahankan kadar obat yang cukup pada tempat kerjanya. Pada kenyataannya, sangat sulit mengukur kadar obat pada tempat kerja obat tersebut dan akan lebih mudah mengukur kadar obat dalam plasma darah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan terapi adalah mempertahankan kadar obat yang cukup dalam darah yang akan memberiokan hasil pengobatan yang kita inginkan. Secara sederhana kaitan kadar obat dalam plasma dengan efek yang diharapkan dapat dilihat dari bagan di bawah ini:
OBAT -> DARAH (PLASMA) -> TEMPAT KERJA -> EFEK

    Setiap individu mempunyai gambaran farmakokinetik obat yang berbeda-beda. Dosis yang sama dari suatu obat bila diberikan pada sekelompok orang bisa menunjukkan gambaran kadar yang berbeda-beda dengan respon yang berlainan pula. Namun demikian konsentrasi obat dalam darah dengan respon yang dihasilkan tidak banyak bervariasi dibanding dengan hubungan dosis dengan respon. Skema hubungan absorpsi, distribusi, biotransformasi, ekskresi obat dan konsentrasi pada tempat kerja obat.
     Dengan menganggap bahwa respon terhadap obat tergantung pada kadar obat dalam darah, maka dikenal ada 3 macam kadar obat, yaitu: kadar efektif minimum, dimana pada kadar di bawahnya tidak jelas adanya efek obat; kadar toksik dimana efek-efek toksik (efek samping yang tidak diinginkan) mulai timbul dan therapeutic window, kadar obat yang terletak antara kadar efektif minimum dan kadar toksik.
     Tujuan terapi adalah mempertahankan kadar obat dalam batas-batas therapeutic window sehingga efek yang diinginkan didapat dengan efek samping yang menimal. Harus diingat bahwa therapeutic window juga bervariasi secara individual, misalnya fenitoin (suatu obat kejang) mempunyai therapeutic window yang sempit yaitu antara 10-20 mg/liter sudah efektif mengontrol timbulnya kejang.

SURAT KETERANGAN DOKTER


I.                Pada aktivitas sehari-hari, seorang Dokter disamping melakukan tindakan medis juga menerbitkan surat keterangan dokter. Penerbitan surat keterangan Dokter ini akan menimbulkan juga aspek hukum dan permasalahan bagi Dokter apabila tidak hati-hati dan tidak mengerti maksud dan tujuan dari penerbitan surat keterangan dokter. Pada beberapa literature dikenal dengan istilah Medical Report, certicates, dan statements. Dalam arti umum surat keterangan adalah surat yang dibuat sebagai bukti untuk menerangkan atau menyatakan sesuatu. Surat keterangan dokter (medis) adalah surat keterangan mengenai keadaan kesehatan atau sakit seorang pasien yang dibuat oleh dan ditanda tangani oleh seorang dokter. Dengan demikian maka surat keterangan medis dapat menjelaskan tentang penyakit atau bagaimana sakitnya pasien.

II.            Surat Keterangan Dokter (medis)
1. a. Surat keterangan sakit seperti tidak dapat mengikuti ujian masuk, berkerja/sekolah, tidak dapat mengikuti sidang pengadilan. Seorang dokter harus waspada terhadap segala kemungkinan simulasi atau agravasi pada waktu menerbitkan surat keterangan sakit.
                b. Surat keterangan sakit
                        - merujuk ke dokter yang lain
                        - ke L.N.
                        - konsultasi
2. Surat keterangan sehat
          Dapat digunakan untuk :
                         - melamar perkerjaan
                         - asuransi
                         - general check up
3. Surat keterangan kelahiran
Kewajiban mengeluarkan surat keterangan mengenai kelahiran hendaklah diisi sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya.
          4. Surat keterangan kematian (mati wajar)
Surat keterangan kematian di Rumah Sakit biasanya mencantumkan Identitas pasien, lamanya perawatan, dan waktu kematian. Apabila jenazah akan dibawa ke luar negeri, maka adanya kematian karena penyakit menular harus diperhatikan.
           5. Surat keterangan untuk kepentingan peradilan (visum et reptum)
Keterangan ini biasanya diberikan oleh Dokter Forensik untuk korban mati sedangkan untuk korban hidup tergantung kepada kasusnya.
III.       Aspek formal surat keterangan dokter (medis)
        Adalah yang berhubungan dengan penerbit surat keterangan dokter. Aspek materil surat keterangan Dokter (medis) adalah yang berhubungan dengan isi yang dijelaskan di dalam surat keterangan dokter. Dokter yang menerbitkannya harus betul-betul yakin  apa yang dituliskannya atau dinyatakannya. Dan seperti sudah diketahui seorang dokter telah mengucapkan sumpah kedokteran.

Pasal 7 Kodeki
Seorang dokter yang hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

Pada penjelasan dan pedoman pelaksanaan KODEKI tersebut dinyatakan bahwa :
“Waspadalah terhadap sandiwara (“Simulasi”) melebih-lebihkan (“aggravi”) mengenai sakit atau kecelakaan kerja. Berikan pendapat yang objektif dan logis  serta dapat diuji kebenarannya.

Dokter dianggap melanggar etik,apabila ia mengetahui secara sadar menerbitkan surat keterangan yang tidak mengandung kebenaran.

Pasal 267 KUHP
(1)   Seorang dokter yang dengan sengaja membuat surat keterangan palsu tentang ada tidaknya penyakit-penyakit,kelemahan atau cacat,dapat dijatuhi hukuman penjara paling tinggi 4 tahun.
Contoh : - surat keterangan kematian,tetapi orangnya masih hidup.
             - tidak bisa memenuhi panggilan pengadilan.
(2) Seorang dokter yang dengan sengaja membuat suatu surat keterangan palsu dengan tujuan untuk memasukan seseorang ke dalam rumah sakit jiwa atau dikeluarkan dari rumah sakit tersebut dapat dikenakan penjara paling tinggi 8 tahun 6 bulan.

Contoh : Pasal 44 KUHP :
Seorang tidak dapat dipertanggung jawabkan atas perbuatannya karena gangguan perkembangan atau sakit jiwa.
           
IV.        Surat keterangan lahir
Dokter rumah sakit,bidan,sering kali melupakan betapa pentingnya aspek identitas pasien (KTP, dsbnya). Lebih mengutamakan pertolongan persalinan dan biaya persalinan. Pasien dapat berbohong dengan menyatakan kepada dokter identitas orang lain.

V.          Lahir mati (Stillbirth)
Seorang bayi yang dilahirkan mati tidak membutuhkan surat keterangan, tetapi untuk kepentingan penguburan perlu diterbitkan surat kematian.

VI.        Surat keterangan kematian
Surat keterangan kematian dapat diterbitkan apabila pasien meninggal dalam perawatan di RS.UGD  sering kali pasien telah meninggal dunia sebelum sampai di RS.

VII.     Pembuktian
Menurut pasal 1874 KUH Perdata, surat keterangan dokter (medis) adalah surat yang dibuat di bawah tangan (onderhandse genchriften). Lawannya akte otentik (autenthieke acten) yang dibuat oleh pejabat Negara yang ditunjuk. misalnya akte notaries, keputusan pengadilan, surat-surat catatan sipil, dll.
        Surat di bawah tangan = tidak disangkal = kekuatan sama seperti akte otentik. Isi surat keterangan dokter (medis) dituduh tidak mengandung kebenaran, dipersoalkan kebenarannya (intellectuele valsheid)

VIII.       Surat keterangan dokter (medis) untuk penegakan hukum = visum et repertum.Visum et repertum = surat surat keterangan ahli adalah surat keterangan dokter (medis) yang dibuat oleh dokter berdasarkan permintaan oleh penyidik, hidup atau mati, utuh atau terpotong-potong untuk kepentingan berdasarkan sumpah jabatan dan keilmuan.
Penjelasan KODEKI :
Kepolisian dan kejaksaan sering meminta visum et repertum kepada seorang dokter dalam hal perkara penganiayaan dan pembunuhan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Visum agar dibuatkan dengan teliti dan mudah dipahami berdasarkan apa yang dilihat. Selain itu visum et repertum haruslah objektif tanpa pengaruh dari yang berkepentingan dalam perkara itu.

Thursday, 8 December 2011

Kelainan dan Manifestasi Autoimun di dalam Rongga Mulut


-->
Kelainan autoimun terjadi karena ketidakmampuan seseorang dalam mengatasi respon imun terhadap protein antigen sendiri (self-antigen) karena memenuhi kriteria antigenisitas kecuali foreigness. Kelainan yang sering ditemukan di dalam rongga mulut karena autoimun adalah Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) dan sindroma Behcet’s (SB). Kedua kelainan ini terjadi karena respon autoimun terhadap antigen mukosa mulut atau reaksi silang dengan beberapa antigen microbial yang dibuktikan dengan ditemukannya autoantibodi terhadap homogenat mukosa mulut sebanyak 70-80% dibandingkan kontrol yang hanya 10%.
Pada Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR), kerusakan awal epitel mukosa mulut di induksi oleh limfosit yang tersensitisasi. Epitel mukosa mulut yang rusak, kemudian dianggap sebagai antigen yang akan berkombinasi dengan antibodi membentuk kompleks imun. Oleh karena itu, pada SAR dan SB terjadi peningkatan C9 (komplemen) dan kompleks imun larut dalam sirkulasi. Selain itu pada zona dasar membran tampak adanya igG dan C3. Respon seluler terhadap antigen mukosa mulut, juga terlibat pada kasus SAR dan SB. Respons humoral dan seluler terhadap antigen mukosa mulut ini, dibantu oleh efek adjuvan (bahan yang berbeda dari antigen yang meningkatkan respon sel T) plak gigi dan flora mulut atau defisiensi sel supresor. Pada kedua kasus ini akan terjadi peningkatan antibodi di dalam sirkulasi terhadap membran mukosa rongga mulut yang telah mati. Sitotoksisitas antibodi diperkirakan ikut terlibat pada kerusakan jaringan.
SAR mungkin disebabkan adanya reaksi silang antibodi dengan antigen kuman yang ada di dalam rongga mulut, seperti S.sanguis atau virus, dan/atau dengan sel epitel membran mukosa rongga mulut. Alternatif lainnya adalah adanya respon antibodi terhadap jaringan antigen jaringan yang berasal dari ulserasi kronis.
Respon seluler pada kasus ini cukup menarik bila dilihat adanya infiltrasi limfosit pada awal stadium lesi, sedangkan sel lain tidak tampak sampai stadium lanjut. Selain itu, pada SAR tampak adanya limfosit di dalam darah tepi yang tersensitisasi antigen membran mukosa mulut. Dua observasi ini mendukung hipotesis bahwa mekanisme hipersensitivitas yang dimediatori sel, mungkin ikut terlibat dalam patogenesis SAR. Peningkatan sitotoksisitas seluler tergantung antibodi tampak pada beberapa kasus, namun populasi limfosit yang terlibat dalam reaksi ini belum diketahui.
Banyak kelainan autoimun di dalam tubuh menimbulkan manifestasi di dalam rongga mulut. Pemfigus vulgaris merupakan kerusakan mukokutan yang disebabkan antibodi terhadap substansi interseluler sel-sel epitel, dengan manifestasi berupa vesikula atau bula yang sakit. Mulut kering dengan erimatosa pada mukosa, disertai lidah pecah dan mengalami ulserasi, merupakan kelainan yang dapat dihubungkan dengan sindroma Sjogren karena autoantibodi terhadap jaringan konektif. Reaksi autoimun terhadap sel parietal di dalam usus, dapat mengakibatkan defisiensi vitamin B12 yang akhirnya menimbulkan kelainan anemia pernisiosa. Di samping itu, kelainan pada TMJ karena arthritis rheumatoid, pada mukosa mulut karena lupus erimatosa, pada otot mastikasi karena miastenia gravis, perdarahan pada gusi karena autoimun purpura, merupakan manifestasi orofasial karena penyakit autoimun.

Wednesday, 9 February 2011

Mekanisme dalam Pembentukan ATP pada Manusia


-->
1. Glikolisis
Glikolisis adalah peristiwa pengubahan gukosa (6 atom C) menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu asam peruvat (3 atom C)
Produk penting pada peristiwa glikolisis adalah
a. 2 molekul asam piruvat
b. 2 molekul NADH sebagai sumber elektron berenergi tinggi dan
c. 2molekul ATP untuk setiap molekul glukosa
Pada reaksi glikolisis satu molekul glukosa terurai menjadi 2 asam piruvat menghasilkan menghasilkan empat molekul ATP, tetapi dua molekul ATP digunakan untuk beberapa reaksi kimia pada reksi glikolisi.
Setelah glikolisis biasanya dilanjutkan dengan Dekarboksilasi oksidatif yaitu proses perubahan asam piruvat untuk menjadi asetil koenzim A yang bersifat oksidatif. Dehidrogenasi dua molekul asam piruvatuntuk menghasilkan dua asetil koenzim A dan CO2 di dalam mitokondria dan pemindahan selanjutnya dari pasangan dua elektronnys ke oksigen setiap pasang menghasilkan ATP.
2. Siklus krebs
Urutan reaksi yang terjadi pada siklus Krebs cukup kompleks seperti urutan berikut
a. Asam piruvat yang berasal dari glikolisis selanjutnya masuk ke siklus Krebs setelah bereaksi dengan NAD+ dan koenzim A membentuk senyawa asetil ko-enzim A. Dalam peristiwa ini di hasilkan CO2 dan NADH. Perubahan kandungan C adalah 3C (asam piruvat) menjadi 2C asetil ko-A.
b. Reaksi antara asetil ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) membentuk asam sitrat (6C). Dalam peristiwa ini Ko-A di bebaskan kembali.
c. Selanjutnya Asam sitrat (6C) bereaksi dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan membebaskan CO2.
d. Peristiwa berikutnya berbentuk asam suksinat dan menghasilkan ATP setelah bereaksi dengan NAD+ dan membebaskan NADH , CO2 dan menghasilkan ATP setelah bereaksi dengan ADP dan asam pospat anorganik.
e. Asam suksinat yang terbentuk kemudian akan bereaksi dengan FAD dan membentuk asam malat dengan membebaskan FADH2.
f. Asam malat kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam oksalo asetat dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo asetat akan kembali bereaksi dengan asetil ko-A seperti pada langkah ke 2 di atas.
3. Transpor Elektron
Transpor elektron terjadi di dalam mitokondria dan berakhir setelah elektron bersama-sama dengan H+ menuju dan akhirnya beraksi dengan oksigen yang berfungsi sebagai akseptor terakhir, membentuk H2O. Reaksi nya komplek tetapi dalam hal ini yang berperan penting adalah NADH, FAD, dan molekul molekul khusus yang berperan dalam respirasi, seperti flavo protein, koenzim Q, serta beberapa sitokrom. Dikenali ada beberapa sitokrom, yaitu sitokrom c1,c,a dan a3. Elektron berenergi pertama tama berasal dari NADH kemudian d transfer ke FMN dan selanjutnya ke Q. Sitokrom c1,c,a,b, dan a3, dan selanjutnya berikatan dengan ion H+ yang di ambil dari lingkungan sekitarnya sehingga terjadi reaksi yang membentuk H2O.