Thursday, 9 December 2010

Respon Saraf Terhadap Karies dan Mekanisme Timbulnya Rasa Nyeri pada Gigi

Sejumlah penelitian telah memeriksa microanatomy dari persyarafan pulpa gigi. Untuk semua tubulus yang diinervasi, serat-serat saraf dekat dengan odontoblast, meskipun sambungan anatominya tidak jelas. Kedekatan kedua jenis sel menunjukkan bahwa odontoblasts dan ujung terminal aferen memiliki sambungan biokimia (misalnya melalui ekspresi reseptor) dan dengan demikian berpartisipasi dalam transduksi stimulasi sensorik berbahaya. Partisipasi sinyal ini menyebabkan gerakan cairan dentin ke terminal saraf. Teori hidrodinamika nyeri dentin memiliki dukungan eksperimental kuat dan mendalilkan bahwa pergerakan cairan melalui tubulus dentin memberikan efek nyeri

Gerakan cairan ini dalam stimulasi serabut saraf nociceptive terletak di sisi pulpa tubulus dentin. Gerakan fluida diduga sebagai transduser cairan, menandakan kehadiran rangsangan pada permukaan luar tubulus dentin. Tidak diketahui bagaimana serabut saraf mendeteksi gerakan fluida. Namun, kualitas tajam rasa sakit yang dihasilkan menunjukkan aktivasi serat nociceptive delta A. Peningkatan reparatif dentin sekunder selama proses ini adalah kinerja untuk mengurangi aliran fluida melalui tubulus dentin.

Impuls menjalar dari ujung serabut saraf C atau A-delta, melalui pleksus Raschkow, ke batang saraf di daerah sentral pulpa. Dan keluar meninggalkan gigi melalui foramen apical, lalu bergabung dengan saraf cranial ke V. Selanjutnya sebuah akar sensoris tunggal memasuki batang otak pada level pons sebagai tempat nucleus utama nervus trigeminus, pada thalamus, implus tersebut diseleksi kemudian disalurkan menuju pusat pusat sensoris di serebrum. Setelah sampai ke area somatic sensori korteks serebri implus tersebut di interprestasikan sebagai rasa sakit.

No comments:

Post a Comment