Inflamasi adalah suatu proses
yang terjadi akibat dari adanya gaya tekanan dan tarikan pada gigi yang
berhubungan juga didalam terjadinya remodeling. Inflamasi merupakan serangkaian
perubahan-perubahan imunologis melibatkan sitokin-sitokin sebagai mediator
inflamasi yang dihasilkan oleh sel fibroblas. Respon inflamasi distimulasi oleh
pelepasan dan aktivasi beberapa mediator. Inflamasi telah diklasifikasikan ke
dalam akut dan kronis, dengan menggunakan durasi sebagai kriteria. Proses
inflamasi akut ditandai oleh tiga tahap utama (Scott et al. 1994):
1. Vasodilasi dan peningkatan aliran
darah ke daerah tersebut.
2. Peningkatan permeabilitas vascular
dengan kebocoran plasma dari mikrosirkulasi.
3. Migrasi phagocytic leukosit dari
mikrosirkulasi ke dalam jaringan sekeliling.
Proses inflamasi akut pada awal gerakan
gigi secara ortodonti pada dasarnya bersifat eksudatif, di mana plasma dan
leukosit bermigrasi dari kapiler di daerah regangan paradental. Satu atau dua
hari kemudian, fase inflamasi akut berakhir dan digantikan oleh proses kronis
yang pada pokoknya bersifat proliferatif, yang melibatkan fibroblast, sel
endothelial, osteoblast dan sel sumsum tulang alveolar. Selama periode ini,
leukosit terus bermigrasi ke dalam jaringan paradental yang meregang dan
memodulasi proses remodeling.
Inflamasi kronis biasanya berlangsung sampai
janji-temu klinik berikutnya, saat ortodontis mengaktifkan alat penggeser-gigi,
dengan demikian dimulai periode inflamasi akut lainnya dan dapat menimpa
kembali inflamasi kronis yang sudah terjadi. Untuk pasien, periode inflamasi
akut terkait dengan sensasi nyeri dan penurunan fungsi (mengunyah). Refleksi
dari fenomena ini bisa ditemukan pada cairan crevicular gingival (GCF) gigi
yang sedang bergerak, di mana kenaikan yang signifikan dalam konsentrasi
mediator inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin, terjadi untuk sementara.
Semula Sitokin disebut juga limfokin
ketika masih dikira hanya disekresikan oleh T sel, baru kemudian diketahui
sel-sel lain seperti makrofag juga dapat mensekresinya. Bagaimanapun, ketika
menyebut sitokin limfosit, istilah limfokin masih digunakan.
Pada reaksi imunologik atau reaksi
inflamasi banyak substansi serupa hormon dilepaskan oleh limfosit T dan B
maupun oleh sel-sel lain, berfungsi sebagai sinyal interselular untuk mengatur
respons inflamasi lokal maupun sistemik terhadap rangsangan dari luar. Sekresi
substansi itu dibatasi sesuai kebutuhan (self-limitting).
Substansi-substansi tersebut secara umum
dikenal dengan nama sitokin, substansi yang dilepaskan oleh limfosit disebut
limfokin sedangkan yang disekresikan oleh monosit disebut monokin. Sitokin ini
berperan dalam pengendalian haemopoesis maupun limfopoesis dan juga berfungsi
dalam mengendalikan respons imun dan reaksi inflamasi dengan cara mengatur
pertumbuhan, serta mobilitas dan diferensiasi leukosit maupun sel-sel lain.
Selain itu sitokin juga diketahui berperan dalam patofisiologi berbagai jenis
penyakit. Tidak hanya destruksi tulang terinflamasi diatur oleh produksi
sitokin lokal akan tetapi begitu juga remodeling tulang normal.
Secara fisiologi, tulang mengalami
resorpsi dan aposisi tulang yang terus-menerus. Keseimbangan negatif antara
resorpsi dan pembentukan tulang sering karena resorpsi yang berlebihan, adalah
dasar dari banyaknya penyakit tulang. Diantara faktor-faktor yang dihasilkan
secara lokal untuk mengatur remodeling tulang fisiologis adalah PGs, IL-1,
TNF-α dan kemungkinan IL-6. Resorpsi
dilaksanakan oleh osteoklas yang merupakan sel-sel multinucleated
khusus berasal dari hemopoietic sedangkan pembentukan tulang
dilaksanakan oleh osteoblas. Strategi utama dalam ortodonti klinis adalah
aplikasi kekuatan mekanik untuk menghasilkan remodeling jaringan periodontal
yang terorganisasi dengan sebuah tujuan yakni pergerakan gigi. Kekuatan
ortodonti disalurkan dari akar gigi ke periodontium dimana sel-sel distimulasi
untuk remodeling matriks yang mengelilingi mereka. Pergerakan ortodonti
disebabkan resorpsi tulang di tempat-tempat tekanan dan aposisi tulang di
tempat-tempat tarikan. Sitokin
seperti IL-1α, IL-1β, dan TNF-α telah diimplikasikan dalam proses tersebut.
No comments:
Post a Comment