-->
Didalam pencarian bahan semen adhesive yang dapat mengikat kuat dengan struktur gigi, seng polikarboksilat adalah system semen pertama yang memiliki ikatan adhesif dengan struktur gigi.
-->
Semen polikarboksilat adalah system bubuk-cairan. Cairannya adalah larutan air dan asam poliakrilat atau kopolimer dari asam akriklik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh, misalnya asam itakonik. Berat molekul dari poliasam berkisar 30.000-50.000. Konsentrasi asam dapat bervariasi di antara satu semen lainnya tetapi biasanya sekitarnya 40%.
Komposisi dan prosedur pembuatan bubuknya mirip dengan semen seng fosfat. Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah oksida magnesium. Oksida stanium dapat menggantikan oksida magnesium. Oksida – oksida lain, missal bismuth dan alumunium juga dapat ditambahkan. Bubuk ini juga dapat mengandung sejumlah kecil stannous fluoride, yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat manipulasi. Unsur ini merupakan bahan penambah yang penting karena juga meningkatkan kekuatan. Namun, fluoride yang dilepaskan semen silikofosfat dan ionomer kaca.
Reaksi pengerasan dari semen ini, melibatkan pelarutan permukaan partikel oleh asam yang kemudian melepaskan ion-ion seng, magnesium, dan timah yang menyatu ke rantai ini bereaksi dengan gugus karbiksil. Ion-ion ini bereaksi dengan gugus karboksil dari poliasam yang ada didekatnya sehingga terbentuk garam ikatan silang ketika semen mengeras. Semen yang mengeras terdiri atas matriks gel tanpa bentuk didalam mana tersebar partikel – partikel yang tidak bereaksi. Gambar stuktur mikronya mirip dengan semen seng fosfat.
Juga ada jenis semen ini yang pengerasannya oleh air. Poliasam adalah bubuk yang dikeringkan dengan cara dibekukan kemudian dicampur dengan bubuk semen. Cairannya adalah air atau larutan lemah dari NaH2PO4. Meskipun demikian, reaksi pengerasannya adalah sama terlepas dari apakah poliasam ini dikeringkan dengan dibekukan dan kemudian dicampur dengan air atau digunakan larutan poliasam lemah yang konvensional sebagai cairannya.
Ikatan dengan struktur Gigi. Seperti telah dinyatakan sebelumnya sifat yang menonjol dari semen polikarboksilat adalah bahwa semen ini terikat secara kimiawi dengan struktur gigi. Mekanismenya belum dimengerti sepenuhnya tetapi mungkin mirip dengan reaksi pengerasan. Seperti ditunjukkan pada gambar 25-12B, asam poliakrilat bereaksi melalui gugus karbosil dengan kalsium hidroksiapatit. Komponen anorganik dan homogenitas email lebih besar daripada dentin. Jadi, kekuatan ikatan dengan email akan lebih besar daripada dengan dentin. Ini digambarkan dalam gambar 25-13, dimana kekuatan ikatan dari semen polikarboksilat dengan email dan dentin dibandingkan
-->
Sifat Umum
Ketebalan Lapisan. Ketika semen karboksilat diaduk pada rasio bubuk : cairan yang benar, adonannya lebih kental daripada adukan semen seng fosfat. Namun, adukan polikarboksilat diklasifikasikan sebagai pseudoplastik, dan mengalami pengenceran jika kecepatan pengolesannya ditingkatkan. Secara klinis, ini berarti bahwa tindakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan mengurangi kekentalan semen, dan prosedur ini menghasiklan lapisan dengan ketebalan 25 mikro meter atau kurang.
Waktu Kerja dan Pengerasan. Waktu kerja untuk semen karboksilat jauh lebih pendek daripada semen seng fosfat, yaitu sekitar 2,5menit disbanding 5 menit untuk seng fosfat. Ini digambarkan pada gambar 25-14 dimana kekentalan semen seng fosfat, polikarboksilat, dan ionomer kaca dicatat sebagai sebagai fungsi dari waktu. Garis datar pada kurva mewakili waktu kerja. Penurunan temperature reaksi dapat meningkatkan waktu kerja yang diperlukan untuk sementasi jembatan cekat. Sayangnya, temperature alas aduk yang ingin dingin dapat menyebabkan asam poliakrilat mengantal. Bertambahnya kekentalan membuat prosedur pengaddukan menjadi lebih sulit. Dianjurkan bahwa hanya bubuk yang didinginkan di lemari pendingin sebelum pengadukan. Alasan dari prosedur ini adalah bahwa reaksi terjadi pada permukaan dan temperature yang dingin meperlambat reaksi tanpa membuat cairan menjadi kental. Waktu pengerasan berkisar 6-9 menit, dan ini berada dikisaran yang bisa diterima untuk semen perekat.
Sifat Mekanis. Kekuatan kompresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55 MPa; karena itu dalam hal ini, semen ini lebih rendah daripada semen seng fosfat. Namun, kekuatan tarik garis tengahnya sedikit lebih tinggi. Semen polikarboksilat tidak sekaku semen seng fosfat. Modulus elastisitasnya kurang dari setengah dari semen seng fosfat.Selain tidak serapuh semen seng fosfat. Jadi lebih sulit untuk membuang kelebihan semen setelah semen mengeras.
Daya Larut. Daya larut semen didalam air memang rendah, tetapi jika terpajan asam-asam organic dengan pH 4,5 atau kurang daya larutnya meningkat sangat besar. Selain itu, penurunan rasio bubuk : cairan akan meningkatkan daya larut dan kecepatan disintegrasi secara nyata didalam rongga mulut.
Pertimbangan Biologi. pH dari cairan semen adalah sekitar 1,7. Mesipun denikian, cairan ini dapat dinetralkan dengan cepat oleh bubuknya. Jadi, pH dari adukan naik dengan cepat ketika reaksi pengerasan berlangsung,seperti terlihat pada table 25-2. pH dari semen polikarboksilat lebih tinggi daripada semen seng fosfat pada berbagai interval waktu. Meskipun semen polikarboksilat pada awalnya bersifat asam, produk ini hanya sedikit mengiritasi pulpa.
Ada beberapa teori yang dikembangkan untuk menjelaskan perbedaan reaksi pulpa terhadap semen polikarboksilat dan semen fosfat. pH dari semen polikarboksilat naik lebih cepat dibandingkan pH dari semen fosfat.selain itu, ukuran molekul asa, poliakrilat yang lebih besar dibandingkan molekul asam fosfor, membatasi penyebarannya melalui tubus – tubulus dentin. Kecocokan biologis dengan pulpa merupakan factor utama yang membuat system ini popular. Dalam hal ini, semen polikarboksilat setara dengan semen OSE. Untuk kedua semen ini, efek pasca-operatifnya, bisa diabaikan.
No comments:
Post a Comment